Senyum Itu Sedekah.

Syukur merupakan kualitas Hati yang terpenting. dengan berSyukur kita akan diliputi rasa Damai, Tenteram dan Bahagia.

Alloh is Love Us

ada keCintaan Alloh yang akan terbuka dibalik semua ujian-Nya.

Persahabatan itu Indah

Persahabatan bagaikan sekotak Crayon, berbeda-beda dan penuh warna. tapi jika mereka bersama, mereka dapat membuat Pelangi yang Indah.

Keteguhan Modal Keberhasilan

Anak Muda yang Kreatif tidak lama mengeluh dalam kesulitan. Dia cepat menemukan cara mengatasi kesulitan.

...

.....

Senin, 19 Februari 2018

Moment TAWAKKAL


الخطبة الأولى

ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر . ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر .  ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر  . ألله أكبر ولله الحمد . إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره . ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا . من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له . أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده ورسوله . أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم  . وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد . أما بعد فأوصيكم بتقوى الله فقد فاز المتقون . قال الله تبارك وتعالى " إنِاَّ أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ" وَقَالَ: "وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ للهِ"
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah

Pagi hari ini kita merayakan hari raya Idul Adha, Idul Qurban atau Idun Nahri tahun 1436 H. Hari raya ini sangat terkait dengan kondisi kita sebagai umat Islam yang diajarkan agar bersyukur kepada Allah Sang Pencipta juga bersyukur kepada sesama manusia yang telah berjasa, sedikit atau banyak, terutama kedua orang tua kita sebagaimana firman Allah:
أَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ
“Dan hendaklah kamu bersyukur kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu” (QS Luqman:14)
Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ
“Barang siapa tidak pernah bersyukur kepada manusia maka tidak pernah bersyukur kepada Allah”(HR Turmudzi no:1955 Kitab al Birr was shilah bab (35))

Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Di antara manusia yang kita diajarkan agar menghargai dan berterima kasih kepadanya adalah Nabiyullah Ibrahim as, yang merupakan nenek moyang para nabi, alaihimussalam, termasuk nenek moyang Baginda Nabi Muhammad Saw. Bentuk-bentuk penghargaan ini salah satunya adalah adanya syariat menyembelih hewan kurban yang akar sejarahnya adalah kerelaan Nabi Ibrahim Khalilullah menyembelih anaknya sendiri semata menuruti perintah Allah, yang ternyata perintah itu tidak lain hanyalah ujian kekuatan iman. Sementara bagi kita, syariat berkurban juga sangat terkait dengan sekian banyak nikmat Allah yang tercurah.

Kepada Rasulullah Saw Muhammad Saw, Allah berfirman:
إنِاَّ أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ.
"Sesungguhnya Kami telah memberikan al Kautsar kepadamu, maka shalat dan berkurbanlah kamu."QS  Al Kautsar:1-2.
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Salah satu hikmah perayaan Idul Adha dalam Syari’at Islam adalah agar semua Umat islam terus belajar mengenang dan meneladani Nabiyyulloh Ibrohim AS beserta keluarganya. Ada sekian banyak sisi keteladanan beliau yang bisa kita jadikan pedoman dalam menjalani kehidupan didunia ini. Siapapun kita, Rakyat maupun pejabat, Kaya atau Miskin, semuanya hanyalah sekedar menjalani ujian hidup. Akan luluskah kita dalam ujian ini? Jikalau kita mengingikan kelulusan dalam ujian ini maka marilah kita meniru figur Nabiyyulloh Ibrohim AS.
Pertama :
Sebagai orang tua dan sebagai ayah, Nabiyyulloh Ibrohim AS adalah seseorang yang memiliki keingingan yang sangat mulia, adalah beliau mendambakan dapat memiliki keturunan yang Sholeh/ah, keinginan mulia ini beliau aplikasikan lewat usaha maksimal yang dibarengi dengan do’a terus menerus, sebagai upaya mengajukan permohonan kepada Alloh SWT dengan do’anya :
رب هب لي من الصالحين
Ya Alloh, anugerahkanlah aku keturunan yang Sholeh (QS As Shoffaat : 100)
Karena itulah do’a Nabiyyulloh Ibrohim AS perlu kit abaca setiap kali selesai Sholat 5 waktu atau di waktu2 dan kesempatan yang sangat dianjurkan kita untuk berdo’a. seperti ketika sedang bersujud, bepergian, saat Tahajjud, atau saat hujan turun.
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Yang kedua :
Settiap kita sebagai orang tua pasti mengharapkan anak-anaknya mendapatkan kehidupan yang sejahtera secara ekonomi. Keinginan ini adalah sah dan boleh2 saja asalkan harapan ini tidak mengalahkan hal yang lebih urgen, hal yang lebih penting daripada ekonomi. Apa itu? Adalah keselamatan dalam Agama. Apapun alasannya, ketika kesejahteraan ekonomi dan keselamatan Agama pada awalnya tidak bisa dikumpulkan dan harus memilih salah satunya, maka pertimbangan keselamatan Agama lah yang harus didahulukan. Inilah sikap yang diambil Nabiyyulloh Ibrohim AS ketika dengan sangat teguh meninggalkan anak istrinya di sisi Ka’bah Baitulloh yang berada dilembah Bakkah (yang sekarang menjadi Makkatul Mukarromah) yang kala itu hanyalah lembah gersang ditengah bukit bebatuan.
Semua itu tidak lain adalah agar anak keturunan beliau bisa dengan bebas khusyuk menjalankan Agama. Dan tidak terpengaruh dengan dunia yang semakin memikat hati semua manusia dan melalaikan Alloh SWT serta melupakan akan kehidupan setelahnya yang lebih langgeng. Maka dari itu Nabiyyulloh Ibrohim AS mengadu kepada Alloh SWT :
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ …..
Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Hamba menempatkan dari keturunan hamba dilembah yang tidak memiliki tanaman disisi rumahMu, Tuhanku agar mereka mendirikan Sholat… (QS Ibrohim: 37)
Selanjutnya ketika keselamatan dan kesuburan Agama sudah menjadi pertibangan utama, maka bukan berarti Nabiyyulloh Ibrohim AS melalaikan kesejahteraan ekonomi anak turunnya. Karena itulah selain beliau membekali keluarganya dengan air dan kurma sekedarnya, Nabi Ibrohim juga memohon kepada Alloh SWT :
فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ -٣٧-
Maka jadikanlah hati manusia cenderung kepada mereka dan anugerahkanlah rizki kepada mereka berupa buah-buahan agar mereka bersyukur (QS Ibrohim : 37)
Do’a inipun diijabahi oleh Alloh SWT, sehingga hingga saat ini sekalipun secara geografis Makkah adalah tanah tandus, akan tetapi segala jenis buah-buahan dan makanan bisa ditemukan disana.
Sangat persis dengan janji Alloh SWT :
أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَماً آمِناً يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقاً مِن لَّدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ -٥٧-
Dan bukankah Kami telah meneguhkan kedudukan untuk mereka didaerah tanah yang suci dalam keadaan aman seraya didatangkan ketanah itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rizqi dari sisi Kami. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS Al Qoshosh : 57)
Berbagai macam buah-buahan adalah gambaran kondisi ekonomi yang sejahtera yang bukan untuk berbangga / berfoya-foya namun untuk disyukuri sebagaimana do’a Nabiyyulloh Ibrohim AS tadi.
Imam Al Khozin dalam Tafsirnya mengatakan bahwa : ini merupakan petuntuk bahwa pencapaian manfaat duniawi adalah supaya digunakan sebagai sarana menjalankan ibadah / pengabdian kepada Alloh. Serta melakukan ketaatak2 secara rutin dan serius.
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Selain sebagai upaya mengenang dan meneladani Nabiyyulloh Ibrohim AS, Idul Adha dan bahkan semua ritual Haji juga menekankan kepada kita umat manusia untuk mengambil pelajaran pula dari pengabdian Ibunda Siti Hajar RA. Meski dari latar belakang yang biasa2 saja naju Siti Hajar berhasil menjadi Wanita Mulia yang senantiasa dikenang sepanjang masa karena ketaatannya kepada Sang Suami serta totalnya kepasrahan kepada Alloh SWT. Sebagai Ibu muda yang baru saja melahirkan, beliau rela ditinggal sendirian bersama bayinya disebuah lembah gersang yang tidak memiliki tanaman dan tidak ada pula tanda2 kehidupan. Terbukti ketika mendengar jawaban Nabiyyulloh Ibrohim AS bahwa ia ditinggalkan disana atas perintah Alloh SWT, maka dengan mantap tegas, Siti Hajar pun menjawab :
إذا لا يضيعنا
Jika demikian, Alloh pasti tidak akan menyia-nyiakan kami.
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Barang siapa yang total berpasrah kepada Alloh SWT maka pasti Alloh akan mencukupinya. Inilah yang terjadi pada diri Siti Hajar, Istri Nabiyyulloh Ibrohim AS. Yang tentunya beliau terima setelah melalui proses ujian yang panjang, yakni setelah sempat mereguk pahitnya kelelahan berlari-lari antara bukit Shofa dan marwa dalam kondisi perasaan yang tercekam kepanikan karena bayinya yang menangis kehausan, maka melalui kepakan sayap Malaikat Jibril, Alloh memberikan anugerah sumur Zam-zam yang penuh dengan berkah kepada Siti Hajar dan Bayinya, yang kelak menjadi seorang Nabi, Nabiyyulloh Isma’il AS. Dan pula yang kelak menjadi sumber awal sejarah ibadah Qurban sebagaimana yang disyari’atkan Alloh kepada kita ummat Islam seperti hari ini
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر

Ibadah Syukur Menghindari Kufur


الخطبة الأولى

ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر . ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر .  ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر  . ألله أكبر ولله الحمد . إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره . ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا . من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له . أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده ورسوله . أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم  . وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد . أما بعد فأوصيكم بتقوى الله فقد فاز المتقون . قال الله تبارك وتعالى " إنِاَّ أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ" وَقَالَ: "وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ للهِ"
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah

Pagi hari ini kita merayakan hari raya Idul Adha, Idul Qurban atau Idun Nahri tahun 1435 H. Hari raya ini sangat terkait dengan kondisi kita sebagai umat Islam yang diajarkan agar bersyukur kepada Allah Sang Pencipta juga bersyukur kepada sesama manusia yang telah berjasa, sedikit atau banyak, terutama kedua orang tua kita sebagaimana firman Allah:
أَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ
“Dan hendaklah kamu bersyukur kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu” (QS Luqman:14)
Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ
“Barang siapa tidak pernah bersyukur kepada manusia maka tidak pernah bersyukur kepada Allah”(HR Turmudzi no:1955 Kitab al Birr was shilah bab (35))

Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah

Di antara manusia yang kita diajarkan agar menghargai dan berterima kasih kepadanya adalah Nabiyullah Ibrahim as, yang merupakan nenek moyang para nabi, alaihimussalam, termasuk nenek moyang Baginda Nabi Muhammad Saw. Bentuk-bentuk penghargaan ini salah satunya adalah adanya syariat menyembelih hewan kurban yang akar sejarahnya adalah kerelaan Nabi Ibrahim Khalilullah menyembelih anaknya sendiri semata menuruti perintah Allah, yang ternyata perintah itu tidak lain hanyalah ujian kekuatan iman. Sementara bagi kita, syariat berkurban juga sangat terkait dengan sekian banyak nikmat Allah yang tercurah.

Kepada Rasulullah Saw Muhammad Saw, Allah berfirman:
إنِاَّ أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ.
"Sesungguhnya Kami telah memberikan al Kautsar kepadamu, maka shalat dan berkurbanlah kamu."QS  Al Kautsar:1-2.

Selain bermakna telaga di surga, ada sekian macam makna al Kautsar, yang di antaranya adalah bermakna banyak. Ia, sungguh Allah telah memberikan banyak sekali nikmat kepada Rasulullah Saw; secara fisik beliau manusia yang manusia paling tampan melebihi ketampanan Nabi Yusuf as, beliau paling kuat karena diberikan kekuatan sama dengan 40 orang, beliau seorang yang kaya raya, paling luas ilmunya, paling bertaqwa, paling banyak anak keturunannya, dan yang terbesar adalah menjadikan Rasulullah Saw sebagai manusia yang paling dicintai dan seorang utusan yang paling utama.
Karena anugerah-anugerah inilah kemudian Allah memerintahkan Rasulullah Saw agar melakukan dua hal:

Pertama: “Maka shalatlah karena Tuhanmu”

Perintah Allah ini dengan sempurna bisa dilaksanakan oleh Rasulullah Saw.  Beliau senantiasa menjalankan shalat lima waktu di masjid bersama para sahabat kecuali jika ada udzur sakit atau sedang bepergian. Beliau juga sangat suka menjalankan shalat-shalat sunnah. Shalat bagi beliau adalah penyejuk hati sehingga setiap kali ada masalah maka beliau bersegera menjalankan shalat. Dikisahkan bahwa kaki beliau bengkak karena saking lamanya berdiri dalam shalat. Ketika ditanya mengapa harus melakukan hal seperti ini, maka beliau menjawab:
أَفَلَا أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا
“Bukankah seharusnya aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?!”

Artinya Rasulullah Saw adalah manusia yang paling banyak beribadah kepada Allah. Meski demikian halnya, beliau tetap saja merasa kurang dalam beribadah sehingga mengadu kepada Allah:

سُبْحَانَكَ مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ , لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَي نَفْسِكَ
“(Ya Allah) Maha Suci Engkau, kami tidak bisa menyembahMu dengan sebenar-benarnya pengabdian kepadaMu. Saya tidak bisa menghitung pujian kepadaMu seperti Engkau memuji kepada diriMu sendiri”
Kedua: Allah memerintahkan Rasulullah Saw: “dan berkurbanlah”

Maka Rasulullah Saw juga berkurban. Disebutkan bahwa pada haji wada’, Rasulullah Saw berkurban hingga 63 ekor unta.

Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah

Jika Rasulullah Saw telah mendapatkan anugerah seperti di atas, maka demikian halnya dengan kita. Meski tidak sebanyak yang diterima oleh Rasulullah Saw, tetap saja nikmat-nikmat Allah yang tercurah kepada kita banyak sekali sehingga Allah menyatakan bahwa jika mencoba menghitung nikmat-nikmatNya niscaya kita tidak akan mampu. Allah Tuhan Sang Pencipta telah memberikan sekian banyak nikmat dan anugerah yang tidak terhingga. Ke manapun melangkah, maka di sanalah kaki kita berpijak di bumi Allah. Di manapun berada maka di sanalah kita berteduh di bawah langit Allah azza wa jalla. Tak seteguk air atau sesuap makanan yang memasuki mulut dan perut kita kecuali itu adalah curahan nikmat Allah. Dan yang terpenting, lingkungan kita aman, tubuh kita sehat dan kita pun bisa menikmati makanan atau minuman sesuai dengan selera. Kondisi seperti ini dalam standar Rasulullah Saw adalah sebuah anugerah besar yang merupakan pilar-pilar utama kenikmatan duniawi. Beliau bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا
“Barang siapa dari kalian aman berada di rumahnya, sehat tubuhnya dan di sisinya ada makanan untuk hari itu maka sungguh seakan dunia dan seisinya diperolehkan kepadanya” (HR Turmudzi no:2346)

Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah

Jika Rasulullah Saw diwajibkan oleh Allah supaya shalat dan berkurban sebagai bentuk rasa syukur atau nikmat-nikmatNya, maka demikian halnya pula dengan kita.

Kita wajib mendirikan shalat lima dengan ketentuan:

  1. Menjalankan shalat tepat waktu. Jangan sampai kita sengaja melewatkan shalat dari waktunya, karena Rasulullah Saw telah memberikan gambaran beratnya dosa dan siksaan seseorang yang dengan sengaja meninggalkan shalat wajib, meski hanya sekali. Beliau bersabda:

مَنْ فَاتَتْهُ الْعَصْرُ فَكَأَنَّمَا وُتِرَ مَالَهُ وَأَهْلَهُ
“Barang siapa melewatkan shalat ashar dengan sengaja maka sungguh ia seakan kehilangan keluarga dan harta bendanya” (HR Muslim no:626)

  1. Menyepurnakan syarat, rukun dan adab-adab shalat. Dan khusus bagi kaum lelaki, maka menjalankan shalat lima waktu di masjid secara berjamaah, karena shalat berjamaah sangat berguna membantu kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Di dunia, seseorang yang membiasakan shalat berjamaah di masjid, akan mendapatkan kesehatan, keluasan rizki, ketentraman hidup serta meraih derajat tinggi dalam komunitasnya. Sedang di akhirat, in syaa Allah akan diselamatkan dari api neraka serta ditinggikan derajatnya di surga.

Keuntungan shalat berjamaah di masjid tersebut, karena dengan membiasakan diri shalat lima waktu di masjid, seseorang benar-benar membuktikan diri sebagai pemilik hati yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Rasulullah Saw bersabda:

إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوْا لَهُ بِالْإِيْمَانِ
“Jika kamu melihat seseorang membiasakan dirinya akrab dengan masjid maka saksikanlah oleh kalian bahwa orang tersebut benar-benar memiliki keimanan” (HR Turmudzi. Kitab al Iman Bab Maa Jaa’a fi Hurmatis shalat)


Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah

Selanjutnya pada hari raya Idul Adha seperti saat ini, bagi orang yang mampu, maka menurut imam Abu Hanifah hukumnya wajib untuk menyembelih hewan kurban. Terlepas bagi yang mampu atau kurang mampu, semua umat islam sangat dianjurkan agar menyisihkan sebagian pendapatan untuk membeli hewan kurban, karena selain bisa menyenangkan orang lain dan menciptakan keharmonisan dalam masyarakat, ibadah ini juga memiliki manfaat sangat luar biasa bagi pribadi yang berkurban.

Pertama: sebagai ibadah yang paling dicintai oleh Allah. Rasulullah Saw bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ ...
Anak Adam tidak melakukan amal pada hari korban lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah (Hewan kurban)..." (HR Turmudzi/1526).

Kedua: Memiliki pahala yang tidak terhitung sebagaimana Rasulullah Saw mengabarkan:

لِصَاحِبِهَا بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةٌ
Bagi pemilik hewan kurban ada satu nilai kebaikan sebagai pahala sehelai bulu hewan kurbannya”(HR Turmudzi)
Ketiga: Sebagai tameng neraka bagi orang yang berkurban. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ ضَحَّي طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ مُحْتَسِبًا لِأُضْحِيَّتِهِ كَانَتْ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ
“Barang siapa berkurban dengan hati yang lega dan tulus mencari pahala Allah bagi kurbannya, maka kurban itu akan menjadi benteng neraka baginya” (HR  Thabarani. Lihat al Matjar ar rabih hadits no:888)

Selain menyembelih hewan kurban pada hari raya idul adha, perintah berkurban juga memiliki makna agar dalam kehidupan ini kita juga berusaha mendapatkan pahala dari Allah dengan cara berbuat baik kepada sesama makhluk Allah. Tidak terbatas berbuat baik kepada sesama manusia, bahkan kepada hewan pun kita diperintahkan untuk berbuat baik. Kisah seorang pelacur yang mendapatkan ampunan Allah karena belas kasihnya berusaha memberi minum anjing yang kehausan, dan sebaliknya seorang wanita beriman yang masuk neraka karena menyiksa kucing. Dua kisah ini memberikan semangat bagi kita untuk terus berusaha berkurban dengan ilmu, harta, jabatan, waktu, tenaga, dan dan segala yang kita miliki untuk memberikan kesenangan kepada sesama dan sebisa mungkin untuk tidak menyengsarakan atau menyakiti orang lain.

AllahuAkbar3xWalillahilHamd                                                                                               
Ma’asyirol Muslimin, Hafizhakumullah

Akhirnya semoga kita senatiasa mendapatkan pertolongan Allah agar bisa menjadi termasuk para hambaNya yang setia, pandai bersyukur dan bisa menjalankan semua perintah secara baik, sempurna dan ikhlash karena Allah. Semoga semua nikmat-nikmat Allah yang jelas maupun yang samar bisa kita gunakan sebaik-baiknya untuk beribadah mengabdi dan mendekat kepadaNya. Jika hal ini tidak kita lakukan, maka sangat mungkin, keamanan akan dirubah Allah menjadi kekacauan, kesehatan akan diusir oleh penyakit dan kelancaran rizki akan berubah menjadi sulitnya mencari penghidupan. Nauzdzu billah min dzalik.  Imam Ibnu Atho’ilah dalam al Hikam memberikan peringatan:

مَنْ لَمْ يُقْبِلْ عَلَى اللهِ بِمُلَاطَفَاتِ إِحْسَانِهِ قَيَّدَ إِلَيْهِ بِسَلَاسِلِ امْتِحَانِهِ
Barang siapa yang tidak serius menghadap kepada Allah dengan kelembutan-kelembutan kebaikanNya, nicaya Allah akan mengikat dan menariknya menuju kepadaNya dengan rantai-rantai ujian dan cobaan

ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد . بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنضفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .
























اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ


Puasa Gaya Hidup Sehat & Sentuhan Kesehatan Hati


KhutbahPertama
أَللهُ أَكْبَرُ . أَللهُ أَكْبَرُ . َأللهُ أَكْبَرُ .
 أَللهُ أَكْبَرُ . أَللهُ أَكْبَرُ . َأللهُ أَكْبَرُ .
 أَللهُ أَكْبَرُ . أَللهُ أَكْبَرُ . َأللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد .
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ . نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ . فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن . قَالَ اللهُ تعَالَى : [[أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَـهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيْهِ مِنْ بَعْدِ اللهِ أَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ]]
Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat Idul Fithri, hafizhakumullah
Pagi hari ini kita bergembira merayakan hari raya Idul Fithri tahun 1435 H. Hati kita merasa lega karena telah berhasil menjalankan shiyam dan qiyam ramadhan. Hari ini kita sangat patut berbahagia dan berharap semoga Allah memberikan ampunan dan pahala berlimpah. Inilah hari di mana di atas langi sana di kalangan para malaikat disebut denganYaumul Ja’izah, yaitu haripemberian anugerah berupa bonus pahala, bagi manusia beriman yang telah berhasil berpuasa sebulan penuh, sekaligus menjalankan qiyam ramadhan dan ibadah-ibadah yang lain. Rasulullah Saw bersabda:
إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيْدِ الْفِطْرِ وَقَفَتِ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى أَبْوَابِ الطُّرُقِ فَنَادَوْا: "اغْدُوْا يَامَعْشَرَ الْمُسْلِمِيْنَ إِلَى رَبٍّ كَرِيْمٍ , يَمُنُّ بِالْخَيْرِ ثُمَّ يُثِيْبُ عَلَيْهِ اْلجَزِيْلَ, لَقَدْ أُمِرْتُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَقُمْتُمْ, وَأُمِرْتُمْ بِصِيَامِ النَّهَارِ فَصُمْتُمْ وَأَطَعْتُمْ رَبَّكُمْ فَاقْبِضُوْا جَوَائِزَكُمْ.
فَإِذَا صَلَّوْا نَادَي مُنَادٍ: أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ قَدْ غَفَرَ لَكُمْ فَارْجِعُوْا رَاشِدِيْنَ إِلَى رِحَالِكُمْ...
“Saat pagi hari raya idul fithri, malaikat berdiri di pinggir-pinggir jalanan seraya mengumandangkan: “Berangkatlah kalian wahai kaum muslimin, menuju Tuhan Maha Pemurah, yang senantiasa memberikan anugerah berupa pertolongan menjalankan kebaikan sekaligus memberikan pahala besar atas kebaikan tersebut.
Sungguh benar-benar kalian diperintahkan melakukan shalat malam dan kalian menjalankannya. Kalian diperintah berpuasa pada siang hari, lalu kalian pun berpuasa dan menurut kepada Tuhan kalian, maka terimalah bonus pahala kalian!” selanjutnya ketika kaum muslimin selesai menjalankan shalat Id maka ada malaikat yang mengumandangkan: “Ingatlah, sesungguhnya Tuhan telah memberikan ampunan kepada kalian, maka kembali lah ke rumah-rumah kalian dengan hati yang senang…” (HR Thabarani dalam al Kabiir)

Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat Idul Fithri, hafizhakumullah

Puasa ramadhan khususnya serta segala anjuran amalan-amalan lain di dalamnya,  dan umumnya berpuasa sunnah, tidak terbatas sekedar berpuasa untuk meraih pahala dan anugerah. Lebih jauh lagi, puasa adalah adalah sekolah yang mengajarkan banyak sekali hal-hal yang bermanfaat bagi manusia beriman yang mau menjalankannya secara serius, baik dan profesional. Di antara hal yang bermanfaat tersebut adalah kesehatan fisik dan hati.
Terkait kesehatan fisik, maka Rasulullah Saw bersabda:
صُوْمُوْا تَصِحُّوْا
“Berpuasalah kalian, maka kalian akan selalu sehat” (HR Ibnu Sunni dan Abu Nuaim)
Juga oleh firman Allah dalam sebuah hadits Qudsi:
إِنَّ اللهَ أَوْحَي إِلَى نَبِيٍّ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ: أَنْ أَخْبِرْ قَوْمَكَ أَنَّهُ لَيْسَ عَبْدٌ يَصُوْمُ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِي إِلَّا أَصْحَحْتُ لَهُ جِسْمَهُ وَأَعْظَمْتُ لَهُ أَجْرَهُ
[Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada salah seorang Nabi dari kalangan Bani Israel: “Beritakanlah kepada kaum mu bahwa sesungguhnya tiada seorang hamba yang berpuasa sehari karena Aku, kecuali Aku pasti menyehatkan badannya dan memperbesar pahala baginya”] (HR Baihaqi dari Ali ra)
Dua hadits ini memberikan bimbingan kepada kita bahwa jika berharap tubuh senatiasa sehat, maka bukan sekedar menjaga pola makan, tetapi kita juga harus menjadikan puasa sebagai sebuah gaya hidup. Karena itulah dalam syariat islam, berpuasa bukan hanya sekedar pada bulan ramadhan. Pada bulan Syawwal kita dianjurkan berpuasa enam hari, pada bulan dzul hijjah kita diajarkan berpuasa Arafah, pada bulan muharram kita disunnahkan berpuasa Asyuro. Begitu pula berpuasa Rajab dan bulan Sya’ban.
Dan pada setiap minggu kita disunnahkan berpuasa pada hari senin dan kamis. Dan jika bisa maka kita bisa melakukan puasa Nabi Daud as; sehari berpuasa sehari berbuka. Dan jika tidak memungkinkan maka berpuasa minimal 3 hari dalam setiap bulan pada tanggal 13,14 dan 15 yang disebut Ayyaamul biidh, hari-hari bulan bersinar terang. Atau berpuasa pada tanggal 01, 11 dan 21 setiap bulan.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat Idul Fithri, hafizhakumullah

Terkait kesehatan hati, maka perlu kita mengerti bahwa yang dimaksudkan adalah hati yang hidup dan sehat;mudah menerima nasehat, mudah tersentuh rasa takut akan siksa Allah dan bersemangat karena harapan mendapat anugerah surga dari Allah. Hati yang sehat adalah hati yang penuh semangatdan merasakan nikmat saat menjalankan aktivitas ibadah.
Puasa adalah energy sangat besar dan kuat untuk meraih semua ini. Hal ini terbukti;

Pertama;
Dalam berpuasa kita diajarkan agar menjalankannya secara ikhlas dan semata mencari pahala dari Allah.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“…Barang siapa berpuasa ramadhan karena iman dan mencari pahala hanya kepada Allah maka diampunkan baginya dosa-dosa yang telah lalu”(HR Bukhari Muslim)

Di dunia ini tidak ada yang paling membuat hati manusia beriman bahagia melebihi keikhlasannya dalam beribadah dan berbuat baik kepada sesama. Ia tidak akan terpengaruh oleh pujian atau caci maki. Semua itu tidak akan dipedulikan. Ia tetap berbahagia karena bisa berbakti kepada Allah.

Kedua;
Puasa adalah pintu lebar kebaikan. Tidak bisa dibantah bahwa orang yang berpuasa, hatinya tergerak melakukan kebaikan-kebaikan. Ia begitu mudah diajak  menjalankan amal-amal shaleh.

Ketiga;
Dalam berpuasa kita diajarkan memberikan makanan atau minuman untuk takjil dan berbuka kepada orang lain yang berpuasa. Bila ini bisa dilaksanakan maka kita akan memiliki hati yang lunak, hati yang mudah berbelas kasih kepada sesama makhluq Allah. Tidak terlintas di dalamnya perasaan ingin menzhalimi atau membuat susah orang lain. Bahkan keinginan dan hobinya adalah meringankan beban orang yang kesulitan, menyenangkan orang yang kesusahan dan memberikan uluran tangan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Orang seperti inilah yang mendapatkan kasih sayang Allah dan penduduk langit seluruhnya. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا فِى رَمَضَانَ مِنْ كَسْبٍ حَلَالٍ صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ لَيَالِيَ رَمَضَانَ كُلَّهَا وَصَافَحَهُ حِبْرِيْلُ لَيْلَةَ الْقَدَرِ وَمَنْ صَافَحَهُ حِبْرِيْلُ تَكْثُرُ دُمُوْعُهُ وَيَرِقُّ قَلْبُهُ...
“Barang siapa memberikan berbuka kepada orang yang berpuasa dari hasil pekerjaan halal, maka malaikat berdo’a rahmat untuknya pada seluruh malam ramadhan, dan Jibril menjabat tangannya pada malam lailatul qadar. Barang siapa yang Jibril telah menjabat tangannya, ia pasti banyak mencucurkan air mata dan lunaklah hatinya…”(HR Abu Ya’la)

Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat Idul Fithri, hafizhakumullah

Bukti keempat;bahwa puasa sangat terkait dengan kehidupan dan kesehatan hati adalah hal yang barangkali ada di antara kita yang lupa, karena terlena rasa senang telah selesai berpuasa dan esok hari menyambut hari raya, atau karena larut dalam kelelahan menyiapkan segala hal untuk semarak lebaran.  Hal yang dimaksud adalah menghidupkan malam hari raya dengan shalat jamaah isya’ dan jamaah subuh serta pada malam harinya menyempatkan diri shalat malam, berdzikir dan bertakbir mengagungkan Allah selama kurang lebih satu jam.Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَتَيِ الْعِيْدَيْنِ مُحْتَسِبًا لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ
“Barang siapa melakukan shalat malam pada dua malam hari raya semata mencari pahala dari Allah maka hatinya tidak akan pernah mati pada hari di mana hati manusia banyak yang mati”(HR Ibnu Majah)
Atau dalam riwayat lain:
مَنْ أَحْيَا لَيْلَة الْفِطْرِ وَلَيْلَةَ الْلأَضْحَي لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ
“Barang siapa menghidupkan malam idul fithri dan malam idul adha maka hatinya tidak akan pernah mati pada hari di mana hati manusia banyak yang mati”(HR Thabarani)
Kedua hadits ini menjadi landasan para ulama disunnahkannya menggemakan takbir di pelosok desa dan kota. Di rumah ibadah, rumah tempat tinggal, pasar dan jalan-jalan raya serta di mana saja pada malam hari raya.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat Idul Fithri, hafizhakumullah

Maksud tidak mati hati, sebagaimana dicatat oleh para ulama, adalah:
1)      Hatinya tidak akan terlena oleh rasa cinta akan dunia sehingga melupakan akhirat.Karena sungguh sangat merugilah manusia yang hidup hanya mengejar dunia; mengumpulkan harta, memburu kedudukan dan jabatan dengan menggunakan segala cara. Sementara akhirat lebih baik dan lebih kekal daripada dunia. Dunia dan segala kenikmatan dan keindahan yang ada di dalamnya hanyalah tetesan satu rahmat Allah.Sementara 99 rahmat Allah kelak akan dikucurkan dan diguyurkan kepada penduduk surga.
2)      Orang yang menghidupkan malam hari raya kelak hatinya tidak akan merasa takut saat ajal datang menjemput, hatinya tidak pula merasa bingung dan khawatir ketika ia dibangkitkan dari kubur untuk menjalani proses perhitungan amal.
Perlu kita mengerti bahwa semua manusia pasti mengalami sedih saat berada dalam tiga situasi; saat dilahirkan sehingga menangis, saat menjelang kematian, dan saat hari kebangkitan. Tidak ada yang mendapatkan jaminan aman dan selamat kecuali Nabi Isa as dan Nabi Yahya as.
وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوْتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
“Keselamatan atas diriku saat dilahirkan, saat akan menjemput ajal dan saat dibangkitkan sehingga hidup (kembali)”QS Maryam:33.
Akhirnya semoga puasa ramadhan dengan semua ritual yang ada di dalamnya mengajarkan dan membiasakan pada diri kita untuk bisa senantiasa menjaga kesehatan fisik dan hati sebagai modal utama menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah azza wajalla
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَصَالِحَ أَعْمَالِنَا . أَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لَنَا وَتَسَلَّمْهُ مِنَّا مُتَقَبَّلاً أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .



KhutbahKedua
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر . الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر . الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا. الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا ان هدانا الله. اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وسلم. اما بعد : معاشر المسلمين، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون. قال الله تبارك وتعالى: قد افلح من تزكى وذكر اسم ربه فصلى. وقال عز من قائل: ان الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين وارحمنا معهم برحمتك ياأرحم الراحمين:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
"Ya Allah, berikanlah ampunan kepada muslimin dan muslimat, mu'minin dan mu'minat; yang masih hidup maupun yang sudah meninggal
أَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَـنَا مِنْ خَشْيَتِك مَا تَحُوْلُ بَيْنَـنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُـنَا بِهِ جَنَّـتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْـنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا وَمَتِّعْـنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا أَبَدًا مَا أَحْيَيْتَـنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَـتَنَا فِى دِيْنِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, berikanlah bagian dari rasa takut kepadaMu, batas yang menghalangi antara kami dan maksiat-maksiat kepadaMu. Dan berikanlah dari ketaatan kepadaMu, sesuatu yang membawa kami sampai di surgamu. Dan berikanlah dari keyakinan, sesuatu yang bisa membuat kami merasa ringan dalam menghadapi musibah-musibah dunia.
Biarkanlah kami merasa nyaman menikmati pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama-lamanya, selama Engkau memberikan kehidupan kepada kami. Jadikanlah semuanya langgeng hingga detik kematian kami.
Jadikanlah tindakan menuntut balas kami hanya kepada orang-orang yang telah berbuat kezhaliman kepada kami. Berikanlah pertolongan agar kami bisa mengalahkan orang-orang yang memusuhi.Jangan biarkan bencana menimpa agama kami. Jangan jadikan dunia sebagai prioritas keinginan dan puncak pencapaian ilmu kami. Dan jangan karena dosa-dosa kami lantas Engkau menguasakan kami kepada para pemimpin yang tidak memiliki belas kasihan kepada kami.

أَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ وَنَجِّـنَا مِنَ الظُّلمَاتِ إِلَى النُّـوْرِ وَجَنِّبْـنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . أَللَّهُمَّ بَارِكْ لَـنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا  وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ وَاجْعَلْـنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ قَابِلِيْهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا .أَللَّهُمَّ زِدْنَا وَلاَ تَنْقُصْنَا  وَأَكْرِمْنَا وَلاَ تُهِنَّا   وَأَعْطِنَا وَلاَ تَحْرِمْنَا   وَآثِرْنَا وَلاَ تُوْثِرْ عَلَيْنَا   وَأَرْضِنَا وَارْضَ عَنَّا
Ya Allah, damaikanlah semua pihak yang berseteru di antara kami. Pertautkanlah  hati sesama kami. Tunjukkan kami jalan yang benar. Selamatkan kami dari kegelapan menuju cahaya. Jauhkanlah kami dari segala jenis keburukan; yang menampak jelas maupun yang terselubung. Ya Allah, berikanlah berkah dalam pendengaran, penglihatan, hati, isteri-isteri dan anak keturunan kami. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Jadikanlah kami orang-orang yang menerima, bersyukur dan memuji atas nikmatMu. Sempurnakanlah semua nikmat itu untuk kami
Ya Allah, berikanlah tambahan kepada kami, jangan pernah mengurangi. Muliakanlah kami, jangan menghinakan kami. Teruslah Engkau memberi dan jangan pernah menghentikan pemberian itu dari kami. Jadikan kami sebagai orang yang terpilih, jangan jadikan kami sebagai orang yang tersisih. Jadikanlah hati kami ridho atas segala keputusanMu dan ridhoilah kami semua.
أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ صِحَّةً فِى إِيْمَانٍ وَإِيْمَانًا فِى حُسْنِ خُلُقٍ وَنَجَاحًا يَتْبَعُهُ فَلاَحٌ وَرَحْمَةً مِنْكَ وَعَافِيَةً وَمَغْفِرَةً مِنْكَ وَرِضْوَانًا
Ya Allah, sungguh kami senantiasa memohon kepadaMu sehat dalam Iman dan keimanan yang mengaplikasikan akhlak mulia. Kami memohon kepadaMu kesuksesan yang berbuah keberuntungan, kasih sayang, permaafan, ampunan dan keridhoan dariMu.
ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار.عباد الله ! ان الله يأمركم بالعدل والاحسان وايتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر، ولذكر الله أكبر .